Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) gagal mengadopsi resolusi tentang peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru oleh Korea Utara selama sesi terbuka dalam pembahasan masalah tersebut.
Pertemuan DK PBB diadakan pada hari Senin (17/04) waktu setempat di markas besar PBB di New York atas permintaan Korea Selatan, AS dan Jepang tepat setelah Korea Utara melakukan uji coba ICBM berbahan bakar padat, "Hwasong-18", pada Kamis lalu.
Dalam sesi tersebut, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengecam keras pelanggaran Korea Utara terhadap resolusi DK PBB. Ia mengatakan bahwa peluncuran ICBM menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan Asia Timur Laut serta dunia.
Menyerukan tanggapan bersama dari komunitas internasional, utusan AS itu mengatakan bahwa kegagalan DK PBB untuk mengambil tindakan hanya akan mengakibatkan berlanjutnya tindakan ilegal Pyongyang.
Namun disisi lain, China dan Rusia membela Korea Utara dengan menyalahkan Korea Selatan dan AS. Latihan militer untuk peluncuran rudal Korut, yang mengakibatkan kebuntuan.
Duta Besar China Zhang Jun mengatakan latihan militer AS di sekitar Semenanjung Korea adalah pemicu utama ketegangan, sementara Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia juga menuduh AS melakukan pertemuan Dewan Keamanan untuk "tujuan propaganda."