Seorang ahli ekonomi yang menangani Korea Selatan di Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi bahwa ekonomi Korea Selatan akan memulih mulai semester kedua tahun ini berkat efek pemulihan kegiatan ekonomi China dan pemulihan industri semikonduktor.
Yothin Jinjarak dalam sebuah wawancara dengan wartawan Korea Selatan pada hari Selasa (18/04) mengatakan, karena pemulihan kegiatan ekonomi China meningkatkan permintaan eksternal, dan semikonduktor kembali membaik mulai akhir tahun ini, maka prediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tahun ini membaik.
Dia menyebut pemulihan kegiatan ekonomi China sebagai faktor positif untuk pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. Peningkatan ekspor manufaktur Korea Selatan ke China dan peningkatan jumlah wisatawan China ke Korea Selatan akan berdampak positif pada ekonomi Korea Selatan.
Menurutnya, produk domestik bruto China pada kuartal pertama tahun ini tercatat 4,5%, jauh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, dan diharapkan permintaan konsumen China yang kuat akan berkontribusi pada pertumbuhan ekspor Korea Selatan ke depan.
Namun, jika ekonomi dunia memburuk, itu menjadi unsur negatif untuk ekonomi Korea Selatan yang sangat bergantung pada perdagangan.
Dijelaskannya, serangan Rusia ke Ukraina yang berlangsung dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan pangan dan energi, dan hal itulah juga menjadi tekanan inflasi.
Dia juga meramalkan harga minyak dunia akan naik tahun ini karena meningkatnya permintaan dan terbatasnya persediaa di China, dan harga minyak akan berfungsi sebagai faktor penurunan inflasi dibandingkan tahun lalu.
Sebelumnya, ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan 1,5% tahun ini dan 2,2% tahun depan. Prediksi itu lebih rendah 0,1% dari prediksi pemerintah Korea Selatan dan Bank Sentral Korea, 1,6%.