Sekitar 28 orang warga Korea Selatan berhasil dievakuasi dari Sudan yang tengah dilanda perang dan sedang dalam perjalanan pulang pada misi penyelamatan yang diberi nama sandi "Operasi Promise".
Menurut Kementerian Pertahanan, 28 warga Korea Selatan berangkat dari ibu kota Sudan, Khartoum, pada hari Minggu (23/04) waktu setempat dan melakukan perjalanan darat ke Port Sudan, sebuah kota pelabuhan di bagian timur laut negara itu. Selanjutnya mereka diterbangkan dengan pesawat angkut militer C-130 Korea Selatan menuju Jeddah, Arab Saudi.
Kementerian Pertahanan mengatakan pada hari Selasa (25/04) bahwa para pengungsi dipindahkan ke pesawat angkut tanker udara KC-330 yang lebih besar yang dikirim oleh militer. Mereka akan tiba di Pangkalan Udara Seoul di selatan ibu kota sekitar pukul 16.00 waktu Korea.
Karena ketidakstabilan situasi setempat, pemerintah Korea Selatan membuat pengumuman kepada media setelah warga Korea Selatan di Sudan berhasil tiba di Port Sudan.
Untuk misi penyelamatan evakuasi yang disebut "Operasi Promise", pemerintah Korea Selatan melakukan segala upaya yang diperlukan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa, pemerintah Sudan dan Pasukan Bantuan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) menyetujui gencatan senjata secara nasional selama 72 jam yang dimulai pada pukul 12.00 siang pada hari Senin (24/04) waktu setempat.
Kondisi di Sudan semakin genting. Media asing memberitakan bahwa pasokan listrik, air, dan jalur telekomunikasi termasuk internet di Sudan telah terputus.
Pemerintah di seluruh dunia berusaha sekuat tenaga untuk mengevakuasi warganya dari Sudan.