Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan janji dalam pidatonya di hadapan rapat gabungan Kongres AS, saat ia mengenang kelahiran aliansi bilateral 70 tahun yang lalu di akhir Perang Korea dan menantikan babak baru kerja sama yang lebih erat.
Yoon mengatakan, Korea Selatan akan memenuhi tanggung jawabnya dan memainkan peran yang sesuai dengan kapasitas ekonominya.
Dalam pidato Yoon mengatakan, Bersama dengan AS, Korea akan memainkan peran sebagai 'Kompas kebebasan'.
Yoon berbicara pada hari keempat dari kunjungan kenegaraan enam harinya ke AS, yang dilakukan pada saat kedua negara merayakan ulang tahun ke-70 aliansi mereka. Pada hari Rabu (26/04), Yoon mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih dan menghadiri jamuan makan malam kenegaraan.
Dalam pidatonya, Yoon menyoroti orang-orang Amerika yang membantu membela Korea Selatan dalam Perang Korea, termasuk mendiang Kolonel William Weber, yang kehilangan tangan dan kaki kanannya dalam Pertempuran Bukit 324 di Wonju, serta memberikan penghormatan kepada semua veteran Perang Korea dan keluarga mereka.
Yoon mengingatkan bahwa tidak ada jaminan kesuksesan ketika aliansi ini dimulai. Tetapi sekarang aliansi ini lebih kuat dari sebelumnya, lebih makmur bersama, dan lebih terhubung tidak seperti yang lain.
Yoon juga menggunakan pidatonya untuk menyoroti tantangan terhadap demokrasi, dengan mengatakan bahwa propaganda palsu dan disinformasi telah mendistorsi kebenaran dan opini publik di berbagai belahan dunia.
Mengenai Ukraina, Yoon mengatakan bahwa Korea Selatan akan berdiri dalam solidaritas dengan dunia bebas, secara aktif bekerja untuk melindungi kebebasan rakyat Ukraina dan mendukung rekonstruksi negara tersebut.
Menyatakan bahwa kebebasan dan demokrasi sekali lagi terancam, Yoon mengecam perang melawan Ukraina sebagai pelanggaran hukum internasional.
Mengenai Korea Utara, Yoon mengatakan bahwa ia dan Biden sepakat pada hari Rabu (26/04) untuk memperkuat komitmen nuklir AS terhadap Korea Selatan.
Seiring dengan koordinasi erat antara Korea Selatan dan AS, dinilai perlu untuk mempercepat kerja sama keamanan trilateral Korea Selatan-AS-Jepang untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara yang semakin meningkat.
Pemerintah Yoon akan menanggapi provokasi dengan tegas dan menggambarkan program nuklir serta provokasi rudal Korea Utara sebagai ancaman serius bagi perdamaian di Semenanjung Korea dan sekitarnya.
Namun pada saat yang sama, Yoon mengatakan akan tetap membuka pintu untuk dialog mengenai denuklirisasi Korea Utara, termasuk mendesak Korea Utara untuk menghentikan provokasinya dan mengambil jalan yang benar.
Yoon juga menyoroti pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Korea Utara, merujuk pada kasus-kasus penembakan dan pembunuhan terhadap warga yang melanggar tindakan pencegahan COVID-19 dan beberapa orang dieksekusi di depan umum karena menonton dan membagikan tayangan Korea Selatan.
Yoon adalah presiden Korea Selatan ketujuh yang berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres dan yang pertama sejak Presiden Park Geun-hye pada tahun 2013. Park juga berbicara dalam bahasa Inggris pada saat itu.
Pidatonya disambut dengan tepuk tangan yang meriah dan antusias. Kadang-kadang, ia juga mengundang tawa dari para hadirin.