Ada analisis yang menyebut bahwa rudal balistik antar benua (ICBM) yang berbahan bakar padat Korea Utara Hwasong-18 dinilai memiliki banyak hulu ledak.
Seorang peneliti dari Institut Penelitian Pertahanan Nasional (KIDA) Shin Seung-ki menyatakan di dalam laporan yang dirilis pada hari Selasa (03/05) lalu, bahwa Hwasong-18 dikembangkan untuk menjadikannya sebagai ICBM Yars hulu ledak multi. Yaitu versi revisi ICBM Topol-M dengan hulu ledak tunggal.
Topol-M adalah ICBM berbahan bakar padat yang dikembangkan oleh Rusia mulai tahun 1990-an hingga 2000-an, serta Yars adalah ICBM hulu ledak multi versi revisi Topol-M.
Menurut Shin, panjangnya Hwasong-18 tampaknya lebih besar daripada Yars. Hwasong-18 memiliki panjang 23 meter, berdiameter 2 meter, dan beratnya antara 55-60 ton.
Ditambahkan pula, teknologi mesin berbahan bakar dari Korea Utara itu tidak memadai dibandingkan teknologi Rusia. Sehingga hulu ledak bobotnya mencapai 1,2 ton maksimal dipasang pada Hwasong-18.
Shin menganalisis bahwa Hwasong-18 bisa membawa hulu ledak tunggal tingkat 500 kt yang menyerupai Topol-M atau tiga hulu ledak tingkat 150-200 kt.
500 kt adalah kekuatan yang lebih besar 30 kali lipat daripada bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima saat Perang Dunia Kedua.
Shin menjelaskan bahwa Hwasong-18 adalah model awal ICBM berbahan bakar padat. Model revisi yang dipublikasikan di masa depan mampu membawa 5-6 hulu ledak atau hulu ledak tunggal tingkat Mt dengan jangkauan yang lebih jauh.