Menjelang satu tahun pendirian pemerintahan Yoon Suk Yeol yang jatuh pada hari Rabu (10/05) besok, Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan mengumumkan tugas dan kinerja utama di bidang ekonomi pemerintahan Yoon Suk Yeol pada hari Senin (08/05). 

Pihaknya lebih dulu menjelaskan bahwa pemerintahan Yoon tengah menjalankan perubahaan di seluruh bidang. Tidak hanya fokus di bidang ekonomi saja untuk menegakkan dasarnya demokrasi bebas dan ekonomi pasar, namun juga mencakup bidang lainnya.

Secara khusus, pemerintahan Yoon melakukan investasi secara insentif di bidang utama yang dibutuhkan untuk kesejahteraan kalangan yang rentan dan generasi mendatang, melalui pembentukan kondisi fiskal yang sehat dalam penyediaan anggaran. 

Oleh karena itu, rasio peningkatan pengeluaran total tahun ini dan defisit negaca fisikal manajemen juga berkurang. 

Untuk memperkuat kondisi fiskal yang sehat, pemerintah menyediakan prinsip penerapan anggaran dan terus berupaya untuk membujuk majelis nasional Korea Selatan. 

Di bidang diplomasi dan ekonomi, pemerintahan Yoon berupaya untuk memulihkan hubungan antara Korea Selatan dan Jepang, serta antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. 

Pemerintah juga berhasil meningkatkan investasi dari perusahaan dan mencabut regulasi ekonomi melalui pemberian kemudahan pada pengenaan pajak di bidang teknologi strategis nasional. Termasuk semikonduktor dan penurunan pajak badan usaha, serta menciptakan lowongan kerja.

Selain itu, pemerintah membentuk sistem kerja sama antara otoritas keuangan dan ekonomi, sehingga berhasil meredakan ketidakstabilan pasar, serta terus berupaya untuk menstabilkan perpajakan properti. 

Untuk menstabilkan kehidupan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai kebijakan seperti penurunan pajak bahan bakar, tarif umum, dll.

Sebagai hasilnya, harga konsumen dikembalikan ke kisaran 3% dalam 14 bulan, rasio perekurtan tenaga kerja mencapai titik tertinggi, serta rasio pengangguran tercatat terendah. 

Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan menyatakan, bahwa pihaknya berupaya untuk mengatasi krisis yang masih tertinggal akibat kenaikan suku bunga acuan dari negara utama, kemersotan bidang semikonduktor, ketidakpastian pasar keuangan global, dan lainnya.

Ditambahkan pula, yang terpenting adalah perubahaan kondisi ekonomi dasar dengan meningkatkan produktivitas dan rasio pertumbuhan potensial walaupun memakan lebih banyak waktu. 

Sementara itu, Menteri Strategi dan Keuangan Korea Selatan Chu Kyung-ho menjalankan jadwal sidang internasional sebanyak 17 kali dan mengadakan pertemuan bilateral dengan lembaga internasional sebanyak 45 kali selama 1 tahun lalu.