Kasus dugaan kebocoran data pasien dan petugas medis di server Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul yang terjadi pada 2021, dikonfirmasi dilakukan oleh kelompok peretas Korea Utara.
Tim penyidik nasional Kepolisian Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu (10/05), bahwa dari hasil penyelidikan, kelompok peretas Korea Utara dipastikan melakukan serangan besar yang menyebabkan bocornya berbagai data dari sekitar 830.000 orang, termasuk nama, tanggal lahir, jenis kelamin dan usia mereka.
Berdasakan hasil investigasi polisi tersebut, kelompok peretas itu menguasai tujuh server dalam dan luar negeri dari Mei hingga Juni 2021, untuk bersiap melakukan serangan dunia maya dan menyusup ke jaringan internal Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul melalui server itu.
Sebagai hasil dari pembandingan kasus ini dengan kasus-kasus peretasan sebelumnya yang dikonfirmasi dilakukan oleh Korea Utara, pihak polisi telah memastikan bahwa alamat IP yang diidentifikasi sumber serangan itu sama dengan alamat yang telah digunakan dalam kasus peretasan Korea Utara sebelumnya.
Dikonfirmasi pula bahwa kata sandi "Jangan terluka", yang dibuat oleh kelompok peretas saat membuat akun di sistem internal Universitas Nasional Seoul, adalah kosakata Korea Utara.
Sebelumnya, Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul mengonfirmasi dugaan bocornya data pribadi akibat serangan peretasan pada bulan Juli 2021, dan melaporkannya kepada polisi dan Kementerian Kesehatan.