Pemimpin dari dua kelompok buruh utama di Korea Selatan bertemu dengan kepala Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Swiss dan menyerukan sebuah pesan yang kuat dalam menanggapi pendekatan pemerintah terhadap buruh.
Yang Kyeung-soo, Ketua Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU), dan Ryu Ki-seob, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Buruh Korea (FKTU), bertemu dengan Direktur Jenderal ILO Gilbert Houngbo pada hari Minggu (11/06) di sela-sela konferensi tahunan ILO yang ke-111 di Jenewa.
Dalam pertemuan tersebut, Yang mengkritik pemerintah atas kebijakan mengenai buruh yang tidak bersahabat dan ketat, serta menambahkan bahwa hubungan antara buruh dan manajemen semakin memburuk hingga mencapai tingkat yang terlihat pada masa kediktatoran 30 tahun yang lalu.
Ryu mengatakan bahwa pemerintah hanya menyerang serikat buruh tanpa menerapkan standar ketat yang sama terhadap tindakan ilegal yang dilakukan oleh para pengusaha. Ryu mendesak ILO untuk mengirimkan pesan yang kuat mengenai tindakan keras dan penindasan terhadap serikat buruh.
Direktur Jenderal ILO dilaporkan mengatakan bahwa dirinya terkejut mendengar tentang tindakan keras pemerintah terhadap pemogokan pengemudi truk tahun lalu dan sejak saat itu ia telah mengamati dengan seksama situasi di Korea Selatan. Kemudian menambahkan bahwa ia menyadari bahwa hal itu adalah situasi yang sangat serius setelah mendengarkan kedua pejabat tersebut.
Yang menyampaikan pidato tentang kondisi tenaga kerja di Korea Selatan dalam konferensi pada hari Senin (12/06), menyebutkan kematian seorang serikat pekerja konstruksi yang membakar dirinya pada Hari Buruh dan mengkritik pemerintah karena secara sepihak mendorong revisi UU Ketenagakerjaan.