Rusia secara resmi melanjutkan ekspor produk minyak ke Korea Utara pada bulan Desember tahun lalu setelah terhenti selama lebih dari dua tahun.
Menurut situs web Dewan Keamanan (DK) PBB pada hari Selasa (13/06), Rusia menyediakan total kumulatif 67.300 barel minyak sulingan dari Desember hingga April, karena pengiriman dilanjutkan untuk pertama kalinya dalam 28 bulan sejak 255 barel dikirim pada Agustus 2020 lalu.
Berdasarkan Resolusi DK PBB 2397 yang diadopsi pada tahun 2017, PBB mewajibkan negara-negara anggota untuk melaporkan pasokan, penjualan, dan transfer semua produk minyak bumi olahan ke Korea Utara, sementara membatasi jumlah tahunan minyak olahan yang dapat diekspor ke Korea Utara sebesar 500 ribu barel.
Voice of America (VOA) mengatakan bahwa pemerintah AS percaya jumlah sebenarnya dari minyak yang dikirim ke Korea Utara kemungkinan besar jauh lebih tinggi karena datanya terbatas pada minyak sulingan yang dilaporkan secara resmi.
Radio Free Asia mengutip beberapa ahli yang mengatakan bahwa pengiriman ke Korea Utara tampaknya telah dilanjutkan sebagai imbalan untuk memasok senjata ke Rusia, yang sedang berperang dengan Ukraina.