Suhu udara global pada bulan Juni tahun ini tercatat paling tinggi dalam sejarah, sehingga dikhawatirkan tahun ini akan menjadi tahun yang paling panas dalam sejarah.
Menurut Harian Inggris, Guardian, Copernicus Climate Change Service (C3S) di bawah Uni Eropa menyatakan bahwa, suhu rata-rata di seluruh dunia pada bulan Juni ini naik 1 derajat Celsius daripada suhu tertinggi pada bulan Juni tahun 1979 lalu akibat pemanasan global.
Khususnya, suhu udara rata-rata di dunia selama beberapa hari pada awal bulan Juni ini sempat menunjukkan lebih tinggi 1,5 derajat Celsius daripada suhu di era sebelum industrialisasi.
1,5 derajat Celsius adalah angka tujuan untuk mencegah pemanasan global yang diambil oleh Kesepakatan Paris untuk Perubahan Iklim pada tahun 2015 lalu.
Para pakar meteorologi memperhatikan bahwa ada kemungkinan suhu rata-rata pada bulan Juni ini belum memadai rekor tertinggi sebelumnya, karena separuh bulan Juni ini masih tertinggal. Namun juga ada kemungkinan tahun ini bisa menjadi tahun yang paling panas daripada tahun 2016 lalu akibat fenomena El Nino.
Sebelumnya, The Climate Prediction Center (CPC) di bawah Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) telah mengeluarkan peringatan waspada El Nino pada tanggal 8 Juni lalu.