Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mendeklarasikan 'Inisiatif Paris' yang mewujudkan pembentukan tatanan digital baru di Paris, Prancis. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Yoon saat mengunjungi Prancis untuk menghadiri Majelis Umum The Bureau International des Expositions (BIE).
Presiden Yoon mengatakan dalam forum visi digital yang diadakan di Universitas Sorbonne pada hari Rabu (21/06) waktu setempat, bahwa digital harus mempunyai prinsip etika, berkontribusi untuk memperluas kebebasan manusia dan tidak boleh digunakan untuk menekan kebebasan.
Dia menguraikan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mencapai kemampuan kreatif yang dianggap sebagai domain unik manusia berdasarkan kemampuan untuk memahami bahasa. Oleh karena itu, manusia dan kecerdasan buatan telah membuat keberhasilan yang menakjubkan melalui kolaborasinya yang juga turut menimbulkan masalah terkait sumber kekreatifan dan hubungan hak-hak hukumnya.
Dilanjutkannya, peradaban manusia telah maju berdasarkan teknologi, tapi telah menghadapi risiko eksistensial yang tidak dapat diubah seperti krisis iklim, polarisasi yang semakin dalam, hilangnya kemanusiaan, senjata pemusnah massal, dan gangguan serta krisis demokrasi. Kemudian Presiden Yoon menekankan manusia tidak boleh mengabaikan semua hal tersebut.
Presiden Yoon mengatakan beberapa negara termasuk Korea Selatan sedang menyiapkan deklarasi hak digital karena pengembangan dan penggunaan digital harus berkontribusi untuk menghargai kebebasan dan martabat manusia serta memperkaya kesejahteraan manusia.
Selanjutnya, Presiden Yoon menyarankan pendirian organisasi internasional untuk membuat norma tatanan digital untuk menerapkan semua prinsip dasar tersebut.
Terkait hal tersebut Presiden Yoon menambahkan, berbagai pembahasan tentang pembentukan organisasi internasional memiliki makna dan patut dijalankan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencapai konsensus internasional.