Presiden AS Joe Biden menyebut Korea Utara, Rusia dan Suriah dalam sebuah pernyataan yang menandai hari PBB untuk melindungi para korban penyiksaan.
Biden mendesak semua negara di seluruh dunia untuk bergabung dalam upaya penghapusan penyiksaan dalam pernyataan yang dirilis pada Hari Internasional untuk 'Mendukung Korban Penyiksaan' pada hari Senin (26/06), dengan mengatakan bahwa tindakan ilegal dan tidak bermoral yang menghancurkan kehidupan, keluarga, dan masyarakat dilarang di semua tempat dan waktu.
Di Korea Utara, dia mencatat bahwa ada banyak laporan yang kredibel mengenai penyiksaan dan bentuk-bentuk hukuman kejam dan tidak manusiawi lainnya yang dilakukan oleh pemerintah, termasuk di kamp-kamp penjara politik, terutama terhadap perempuan, seperti kekerasan seksual dan aborsi paksa.
Biden juga mengutip kebrutalan yang mengerikan oleh pihak berwenang Rusia baik di dalam negeri maupun di wilayah Ukraina yang diduduki, dan mengatakan bahwa orang-orang di seluruh dunia menjadi sasaran pelanggaran hak asasi dan martabat mereka yang mengerikan setiap hari.
Dia juga menyebutkan puluhan ribu warga di Suriah yang telah diculik dan disiksa secara paksa, sementara keluarga mereka seringkali tidak pernah mengetahui nasib dan keberadaan mereka.
Biden menyerukan kepada semua negara di seluruh dunia untuk bergabung dengannya dalam mendukung rehabilitasi dan keadilan bagi para penyintas penyiksaan dan dalam mengambil tindakan untuk menghapuskan penyiksaan serta perlakuan tidak manusiawi secara permanen.