Kantor Kepresidenan Korea Selatan dilaporkan kini tengah memantau dengan cermat dampak dari pemberontakan Wagner terhadap Rusia yang berlangsung kurang dari 24 jam.
Dalam wawancara melalui sambungan telepon dengan Yonhap News pada hari Rabu (28/06), seorang pejabat senior kepresidenan menyampaikan bahwa insiden Wagner tidak dapat dianggap selesai sepenuhnya dan kantor tersebut sedang menganalisis dampaknya terhadap kepentingan nasional.
Pejabat lainnya di kantor kepresidenan menyebut, bahwa pemberontakan itu tidak boleh dilihat sebagai peristiwa kecil yang tiba-tiba terjadi di tengah perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung. Ditambahkan kasus itu memang benar berdampak pada kepentingan Seoul.
Pejabat itu yakin dampak dari pemberontakan kemungkinan akan berlanjut bahkan meskipun otoritas Rusia mengumumkan tertutupnya penyelidikan terkait setelah kepala pasukan tentara bayaran, Yevgeny Prigozhin, telah tiba di Belarusia.
Pemberontakan singkat Wagner dianggap dapat berdampak terhadap berbagai segi, selain kondisi perkembangan perang antara Ukraina dan Rusia, juga perkembangan politik regionalnya di Belarusia dan Polandia, serta politik dan ekonomi internasional.
Terlebih lagi pemerintah Korea Selatan juga meninjau secara intensif adanya kemungkinan transaksi persenjataan antara Rusia dan Korea Utara melalui Grup Wagner karena sejauh ini terdapat spekulasi tersebut yang terus bermunculan.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan melontarkan kepada wartawan pada hari Selasa (27/06), bahwa setiap perdagangan senjata dengan Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan Korea Selatan akan terus memantau pergerakan terkait.