Kementerian Pertanahan dan Transportasi Korea Selatan akan melaksanakan rencana untuk menempatkan penumpang berprofesi polisi, prajurit, dan pemadam kebakaran di kursi dekat pintu darurat pesawat terbang. Rencana itu dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus Asiana Airline, dimana salah satu penumpangnya membuka pintu darurat dalam penerbangan.
Wakil Menteri Pertanahan dan Transportasi Baek Won-kug menyatakannya hal tersebut dalam rapat pemerintah dan partai pada hari Kamis (13/07) untuk memperketat keamanan pintu darurat pesawat.
Baek mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan langkah-langkah untuk memperkuat keamanan pintu darurat pesawat dengan memprioritaskan kursi yang berdekatan dengan pintu darurat untuk pemadam kebakaran, polisi, dan prajurit agar masyarakat dapat melakukan perjalanan dengan aman.
Menurut Baek, setelah kejadian di pesawat Asiana Airline tersebut, pihaknya telah memeriksa pintu darurat di seluruh pesawat Korea Selatan sebanyak 335 unit. Kemudian sebagai bentuk tindakan darurat penjualan 23 kursi darurat di 23 unit pesawat jenis yang sama diberhentikan oleh pihak maskapai secara sukarela. Namun masyarakat masih takut dan khawatir akan pintu darurat pesawat.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa kejadian Asiana Airline dapat terjadi karena struktur pintu darurat yang sulit diawasi oleh awak kabin serta pembuka pintu darurat yang sangat dekat dengan penumpang di kursi sebelah pintu darurat.
Selain itu, Kementerian juga akan menerapkan sistem pengelolaan keamanan pesawat dengan rinci yang disebut 'tingkat keamanan penerbangan' dan tindakan pencegahan dalam langkah-langkah tersebut, sebagai bentuk penguatan syarat penumpang di kursi yang berdekatan dengan pintu darurat.
Atensi masyarakat akan keamanan penerbangan meningkat, karena sejumlah kasus pembukaan pintu darurat pesawat yang terjadi selama penerbangan. Seperti kasus Asiana Airline dalam penerbangan domestik pada 25 Mei dan percobaan pembukaan pintu darurat pesawat Jeju Air dalam penerbangan Cebu, Filipina ke Incheon pada 19 Juni lalu.