Serikat Kerja Industri Medis dan Kesehatan melanjutkan aksi mogok kerja selama dua hari berturut-turut untuk menuntut penyediaan tenaga medis tambahan dan peningkatan layanan kesehatan publik.
Serikat kerja tersebut membuka pertemuan di seluruh daerah di Korea Selatan dengan aksi mogok kerja yang menghadirkan 45 ribu orang dari 140 lembaga medis termasuk 20 unit rumah sakit tingkat umum tinggi.
Mereka terus menuntut sejak bulan Mei lalu untuk memperluas sistem layanan perawatan dan pengasuhan sepenuhnya oleh perawat, jumlah perawat dan pasien dengan 1 banding 5, serta peningkatan dukungan terhadap bekas rumah sakit khusus COVID-19.
Namun, pemerintah tidak bertekad untuk bernegosiasi dengan Serikat Kerja Industri Medis dan Kesehatan karena pemerintah bukanlah subyek negosiasi. Sehingga mereka mempertimbangkan perintah untuk kembali bekerja karena serikat kerja menuntut langkah perbaikan dari kebijakan pemerintah tersebut.
Akibat aksi mogok kerja itu, para pasien mengalami gangguan dan ketidaknyamanan karena operasi yang telah dijadwalkan terpaksa ditangguhkan, dan pasien yang dirawat inap dipulangkan ke rumah atau dirujuk ke rumah sakit lainnya.
Sejumlah lembaga medis menyediakan tenaga khusus yang bisa menangani kondisi darurat untuk mencegah kekosongan tim medis, namun sebagian besar perawatan atau operasi ditangguhkan atau dibatalkan.
Sementara itu, Serikat Kerja tersebut memutuskan akan melanjutkan aksi mogok kerja sampai pekan depan atau tidaknya melalui mogok kerja pada hari Jumat (21/07) mendatang.