Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu dengan delegasi Cina yang mengunjungi Pyongyang untuk merayakan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Korea pada hari Jumat (28/07).
Kim yang bertemu dengan delegasi itu, berpelukan bersama anggota Politbiro Partai Komunis Li Hongzhong yang memimpin para pejabat Cina untuk menunjukkan keintiman mereka.
Dalam kesempatan itu, pemimpin Korea Utara berterima kasih kepada Cina yang memberikan bantuan selama Perang Korea. Dia juga menyampaikan apresiasinya kepada presiden Xi Jinping atas kiriman delegasi dan surat pribadinya untuk Kim.
Menurut media Cina, dalam suratnya Xi mengungkapkan Cina dan Korea Utara menjalin persahabatan yang hebat melalui darah. Ditambahkannya, hubungan kedua negara akan terus dikembangkan, meski adanya perubahan situasi internasional yang rumit.
Di tengah hubungan Korea Utara dan Cina yang semakin akrab, Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) telah melakukan latihan maritim gabungan untuk menanggapi serangan kapal selam Korea Utara di lepas perairan laut barat pulau Jeju.
Selain itu, kapal selam serangan nuklir Amerika USS Annapolis (SSN) berlabuh di pangkalan Angkatan Laut di pulau Jeju pada 24 Juli untuk menjalani misinya dalam memperkuat postur pertahanan gabungan.
Seorang profesor di universitas studi Korea Utara Yang Moo-jin menganalisis bahwa bertepatan dengan perayaan hari peringatan gencatan senjata perang Korea, Korea Utara tampaknya berfokus pada kerja sama politik dengan Cina, sementara kerja sama militer dilakukan dengan Rusia.
Menanggapi kehadiran Menteri Pertahanan Rusia dalam acara peringatan tersebut, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menuduh Rusia berupaya untuk mengamankan persenjataan yang dibutuhkan dalam perang melawan Ukraina.