Pemerintah Korea Selatan meningkatkan kemampuan manajemen terhadap aksi teror, dengan menyediakan sistem anti-drone di bandara serta melengkapi sistem manajemen bahan berbahaya kimia, biologi dan radioaktif.
Di dalam rapat manajemen nasional terhadap aksi teror yang dipimpin oleh Perdana Menteri Han Duck-soo pada hari Senin (31/07), pemerintah meloloskan rencana pelaksanaan terhadap aksi teror di semester kedua.
Untuk itu, pemerintah memblokir penyediaan dana untuk aksi teror, memperketat tokoh berbahaya, mengoperasikan sistem manajemen cepat saat kondisi darurat, memperketat manajemen keamanan terhadap fasilitas yang bisa ditargetkan aksi teror, menyosialisasikan manajemen teror terhadap masyarakat, merevisi undang-undang, meningkatkan kerja sama internasional, hingga perlindungan warga Korea Selatan di luar negeri.
Pemerintah juga menyediakan sistem anti-drone di 24 unit fasilitas termasuk bandara, pembentukan sistem keamanan di bandara secara efektif, dan melindungi fasilitas energi.
PM Han mengatakan bahwa pemerintah berhasil melindungi jiwa dan keamanan masyarakat dari ancaman teror di semester pertama, dan saat terjadi kasus paket kiriman misterius dari luar negeri beberapa waktu lalu, sistem manajemen anti-teror langsung dioperasikan.
PM Han meminta kepada kementerian terkait agar membentuk sistem dan kemampuan yang bisa mencegah ancaman apa pun, serta menjamin keamanan gelaran Jambore Pramuka Dunia yang berlangsung di Buan, Provinsi Jeolla Utara.