Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa pihaknya menilai tidak ada penolakan dari Jepang sehubungan dengan permintaan kehadiran pakar Korea Selatan dalam proses pembuangan air terkontaminasi zat radioaktif PLTN Fukushima.
Wakil Direktur Pertama Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah Park Goo-yeon menjelaskan pada hari Selasa (08/08) bahwa keputusan terakhir terkait kehadiran pakar Korea Selatan diambil oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), namun sentimen dari Korea Selatan dan Jepang telah tercapai di pembahasan tingkat kerja antara dua negara.
Park mengatakan bahwa dua negara hampir menyamakan pandangan mengenai permintaan Korea Selatan, namun Jepang perlu mempertimbangkan hal-hal yang dibutuhkan antara kementerian, sehingga dua pihak akan membuka pembahasan tingkat kerja di kemudian hari.
Korea Selatan telah meminta kehadiran pakar Korea Selatan di dalam proses pemeriksaan pembuangan air, pertukaran informasi pemantauan setelah pelepasan air, penghentian pembuangan air apabila kadar zat radioaktif melebihi standar, dan lainnya kepada Jepang di dalam KTT antara Korea Selatan dan Jepang yang digelar di Lithuania pada 12 Juli lalu.
Sehubungan dengan laporan media dimana Jepang meminta agar kalimat berisi 'mendukung pelepasan air terkontaminasi zat radioaktif' di dalam pernyataan bersama KTT antara Korea Selatan, AS dan Jepang tanggal 18 Agustus mendatang, Park menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
Seorang pejabat Kantor Kepresidenan Korea Selatan juga membantah laporan tersebut sebagai laporan palsu.