Presiden Yoon Suk Yeol menerima kemungkinan adanya pembahasan mengenai upaya pencegahan yang diperluas antara Korea Selatan, Amerika Serikat (AS) dan Jepang, dengan menyebutkan bahwa masyarakat internasional tidak akan pernah mengakui Korea Utara sebagai kekuatan nuklir dalam keadaan apapun.
Dalam wawancara tertulis dengan Bloomberg News yang dirilis pada hari Rabu (16/08), Presiden Yoon mengungkapkan bahwa denuklirisasi lengkap Korea Utara adalah tujuan yang jelas serta konsistensi dari dunia internasional, termasuk Korea Selatan dan AS.
Melalui KTT Korea Selatan, AS dan Jepang yang akan berlangsung di AS pada hari Jumat (18/08) waktu setempat, Yoon menyampaikan harapannya agar pertemuan itu akan mencapai kesepakatan tentang cara peningkatan kemampuan mereka untuk mengatasi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Ditambahkan, dia telah menyiapkan untuk mengadakan diskusi terpisah antara ketiga negara, terkait upaya pencegahan yang diperluas.
Dia juga menyerukan dorongan multinasional untuk membuat Korea Utara harus menyadari bahwa ada konsekuensi dari pengembangan nuklir dan misil ilegal yang berkelanjutan dan aktivitas semacam itu hanya akan membawa isolasi lebih lanjut dan krisis yang lebih parah dalam rezimnya.
Presiden Yoon melanjutkan bahwa Korea Selatan, AS, dan Jepang akan secara tegas dan menyeluruh menegakkan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara.