Amerika Serikat (AS) menyatakan pihaknya tidak dapat mempercayai pengumuman Korea Utara bahwa tentara AS di Korea Selatan telah menyatakan niatnya untuk mencari suaka.
Sebelumnya, tentara AS Travis King telah melintasi zona demiliterisasi (DMZ) masuk ke wilayah Korea Utara tanpa izin pada bulan lalu.
Menurut Korea Utara, King menyatakan bahwa ia ingin mencari suaka di Korea Utara karena dia telah mendapat penganiayaan yang tidak manusiawi dan diskriminasi rasial dari militer AS.
Terkait hal itu, Kantor Kepresidenan AS secara resmi mengatakan klaim Korea Utara tidak dapat dipercayai karena niat King disampaikan oleh Korea Utara.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menambahkan bahwa apapun pernyataan Pyongyang harus dicurigai dan tidak dapat memverifikasi niat King.
Oleh karena itu, AS tetap berpendapat akan memulangkan King ke AS dan mendesak Korea Utara membalas permintaan untuk kontak agar dapat mengetahui kondisi King saat ini.
Sementara itu, pemerintah AS menyatakan satu perusahaan di masing-masing negara yakni Rusia, Slovakia, dan Kazakhstan mendapatkan sanksi AS karena melakukan transaksi persenjataan dengan Korea Utara.
Pasalnya, Ashot Mkrtychev, eksekutif dari ketiga perusahaan tersebut menjadi perantara dalam transaksi senjata dan amunisi Korea Utara ke Rusia dan pangan serta bahan komponen Rusia ke Pyongyang.
Kementerian Keuangan AS juga mengatakan bahwa Rusia kini bergantung pada aliansinya yang tidak banyak seperti Korea Utara, dan AS akan bekerja sama dengan aliansinya untuk memusnahkan jaringan keuangan ilegal Korea Utara yang menolong Perang Rusia.