Utang dari Korporasi Tenaga Listrik Korea (KEPCO) dikonfirmasi tembus 200 triliun won untuk pertama kali. 

Diperkirakan KEPCO mengalami kerugian laba operasional senilai triliun-an won pada tahun ini, meskipun ada restrukturisasi melalui kenaikan tarif listrik sejak tahun lalu. 

Menurut laporan KEPCO pada hari Selasa (22/08), utang total KEPCO sampai akhir bulan Juni lalu mencapai 201,4 triliun won dengan meningkat 8 triliun won dalam setengah tahun dari 192,8 triliun won pada akhir tahun lalu. 

Hal tersebut disebabkan karena harga energi internasional yang meroket akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang turut berdampak pada tarif listrik. Sehingga KEPCO terus mengalami kerugian laba operasional lebih dari 47 triliun won sejak tahun 2021 lalu.

Laba melalui penjualan listrik KEPCO tampaknya semakin normal berkat kenaikan tarif listrik sebanyak 5 kali sejak tahun lalu, dan penurunan harga energi internasional tahun ini. Namun struktur fiskal KEPCO dinilai masih melemah. 

KEPCO mengklaim perlunya kenaikan tarif listrik tambahan untuk mencegah 'krisis fiskal' yang dinilai serius dan untuk menghilangkan defisit kumulatif yang meningkat sejak tahun 2021 lalu.