Suasana duka menyelimuti upacara pengantaran peti jenazah korban kekerasan seksual di daerah Sillim, yang digelar pada hari Selasa (22/08) pagi, dengan menghadirkan keluarga yang ditinggalkan, rekan guru SD dan para muridnya.
Diketahui korban merupakan guru SD, dan para murid mengenang korban sebagai guru yang cukup dekat dengan mereka seperti teman dan mengutamakan para muridnya.
Mereka menyampaikan harapan agar hukuman yang setimpal dapat dijatuhkan kepada pelaku.
Sebagai hasil otopsi jenazah tahap pertama pada hari Senin (21/08) lalu, penyebab kematian korban diketahui adalah kekurangan oksigen (asphysia) akibat tertutupnya lubang saluran pernapasan.
Polisi tengah menginvestigasi apakah pelaku yang bermarga Choi tersebut berniat untuk membunuh korban atau tidak. Namun apabila penyebab kematian terakhir dinilai sebagai tindakan mencekik leher, maka tindak kesengajaan pembunuhan menjadi lebih jelas.
Pelaku Choi tersebut ditangkap di jalan setapak di taman distrik Gwanak, Seoul pada tanggal 17 Agustus lalu dengan tuduhan memukul dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita berusia 30-an tahun.
Korban yang dibawah ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri meninggal dunia dalam dua hari, dan polisi menyelidiki pelaku tindakan kejahatan tersebut dengan tuduhan 'pembunuhan setelah pelecehan seksual'.
Sebelumnya kasus ini bermula dari laporan seorang pria yang dituduh melakukan penyerangan fisik dan seksual terhadap seorang wanita di sebuah taman di Seoul pada siang hari Kamis (17/08).
Selanjutnya pelaku dilaporkan bersaksi bahwa dirinya telah melakukan kejahatan pada hari Kamis di dalam taman di daerah Sillim, Seoul, di mana dia tahu bahwa tidak ada kamera pengawas, dan dilaporkan mengakui bahwa ia ingin melakukan pelecehan seksual terhadap seseorang.
Pelaku juga mengakui bahwa ia telah menyerang korban sebelum aksi pemerkosaan dengan menggunakan satu set buku-buku jari kuningan.