Pemerintah Jepang akan mulai membuang ribuan liter air limbah radioaktif yang telah diolah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut pada hari Kamis (24/08) besok.
Operator PLTN Fukushima, Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO) mengatakan, sekitar 30.000 ton air terkontaminasi radioaktif yang telah diolah akan dibuang ke laut sebagai tahap pertama hingga bulan Maret tahun depan. Proses pembuangan air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima ke laut, diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun.
Sebelumnya pada hari Selasa (23/08), pemerintah Jepang menggelar rapat Kabinet terkait dan secara resmi memutuskan rencana pembuangan air limbah radioaktif ke luat selama kondisi cuaca tidak menimbulkan masalah.
Sebanyak 1,3 juta ton air terkontaminasi yang menumpuk tengah dikelola sejak bencana gempa yang berdampak pada PLTN Fukushima terjadi pada 2011 lalu.
Pemerintah Tokyo berencana membuangnya ke laut setelah mencampurnya dengan air laut, lalu membuangnya ke Samudera Pasifik melalui terowongan bawah laut. Karena air tersebut diolah untuk menghilangkan sebagian besar kandungan radioaktifnya, namun diketahui kandungan tritium masih tersisa.
Partai berkuasa Jepang mendukung pemerintah sebagai keputusan yang tepat, sedangkan partai oposisi memprotes keputusan tersebut karena tidak dapat diterima.
Setelah keputusan dimulainya pembuangan air, perwakilan sektor perikanan lokal menegaskan kembali penolakan terhadap pembuangan air limbah radioaktif itu, meski mereka sudah memahami keamanan ilmiah yang diambil pemerintah.
Ditambahkan pula bahwa, mereka tidak berubah sedikit pun mengenai posisi penentangan terhadap pembuangan air limbah ke laut yang akan berlangsung selama sekitar 30 tahun mendatang, dan akan dimulai pada hari Kamis besok.