Pendapatan rumah tangga riil  Korea Selatan yang mempertimbangkan inflasi turun hampir 4% pada kuartal kedua, mencatatkan penurunan terbesar sepanjang sejarah.

Harga barang yang tinggi dan hilangnya bantuan subsidi COVID-19 yang dibayarkan tahun lalu, memberikan dampak yang signifikan pada pendapatan rumah tangga riil.

Pendapatan bulanan per rumah tangga pada kuartal kedua tahun ini tercatat sebesar 4,79 juta won dan mengalami penurunan 0,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan rumah tangga riil yang mempertimbangkan inflasi turun hingga 3,9% dan tercatat sebagai penurunan terbesar sejak data terkait dikumpulkan.

Pendapatan dari pekerjaan dan pendapatan dari usaha meningkat masing-masing 4,9% dan 0,1%, namun hal itu sangat terpengaruh oleh penurunan pendapatan transfer sekitar 20%.

Pada rumah tangga dengan pendapatan rendah, penurunan pendapatan dari pekerjaan lebih terlihat dibandingkan pendapatan transfer.

Sementara itu, pengeluaran rumah tangga pada kuartal kedua mencapai 3,6 juta won, meningkat sebesar 4,1% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengeluaran konsumsi meningkat sebesar 2,7%, sementara pengeluaran non-konsumsi seperti bunga bank atau premi asuransi meningkat lebih dari 8%. Terutama biaya bunga rumah tangga meningkat lebih dari 42% akibat peningkatan suku bunga.

Karena pendapatan yang menurun namun pengeluaran yang meningkat, maka surplus pendapatan rumah tangga yang dapat dibelanjakan dikurangi pengeluaran konsumsi menjadi 1,14 juta won, turun 13,8% dari tahun sebelumnya, dan selisih tersebut merupakan terbesar sepanjang sejarah.