Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan data evaluasi keamanan, yang mencakup proses manajemen air limbah radioaktif, hingga proses pembuangan dari PLTN Fukushima untuk pertama kali pada hari pertama pembuangan air tersebut.
IAEA memberikan informasi mengenai 6 jenis data dan kelayakan standar terkait pembuangan air limbah yang disuguhkan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di dalam laman resmi IAEA. Hal tersebut meliputi jumlah radioaktif yang terkandung di dalam air limbah yang diolah, arus air limbah, jumlah radioaktif di air laut yang digunakan untuk pengolahan air limbah, kadar tritium di dalam air limbah yang sudah diolah, dan lain sebagainya.
Kadar tritium di dalam air limbah yang sudah diolah mencapai 206 Bq per liter pada pukul 18.00 hari Kamis (24/08).
Kadar tersebut lebih rendah daripada standar kadar tritium yang diusulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di dalam air minum, yaitu 10 ribu Bq per barel, atau batasan kadar tritium yang ditetapkan oleh Jepang, yaitu 1.500 Bq.
Jumlah kadar radioaktif di dalam air limbah yang diambil dari pompa yang mengirimkan air limbah ke fasilitas pengolahan mencapai 5,4 CPS, dan angka itu tetap dalam kategori aman menurut penjelasan IAEA.
IAEA menyatakan bahwa data dari 6 jenis yang diawasi dikonfirmasi normal dengan lampu hijau. Apabila pengukurannya berjalan tidak normal, maka dinyalakan lampu abu-abu, dan apabila terdeteksi angka yang abnormal, akan dinyalakan lampu merah.
IAEA membentuk mekanisme informasi Fukushima antara IAEA dan Korea Selatan untuk berbagi informasi mengenai data pembuangan air limbah PLTN Fukushima, serta menggelar rapat virtual secara reguler.
Apabila menemukan masalah di dalam data yang dibagikan, maka pakar Korea Selatan akan langsung mengunjungi IAEA.
Namun, masih banyak pihak yang mengkritik bahwa aktivitas pemantauan IAEA terbatas untuk menghilangkan kekhawatiran pembuangan air limbah Fukushima. Karena IAEA dinilai tidak mampu untuk mengambil data yang lebih luas secara langsung.