Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan anggaran belanja negara untuk tahun depan sebesar 656,9 triliun won, lebih banyak 18,2 triliun won jika dibandingkan dengan tahun ini.
Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Choo Kyung-ho menerangkan bahwa, tingkat pertumbuhan belanja sebesar 2,8% adalah yang terendah sepanjang sejarah sejak statistik keuangan disusun pada tahun 2005.
Tingkat pertumbuhan anggaran yang hanya sebesar 2% adalah yang pertama dalam 8 tahun sejak tahun 2016.
Pemerintah mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyesuaian struktural pengeluaran sekitar 23 triliun won setelah mempertimbangkan kesesuaian semua proyek dengan perkiraan pendapatan total tahun depan sebesar 612 triliun won, turun 2.2% dari tahun ini.
Terutama untuk pengeluaran terkait penelitian dan pengembangan serta subsidi turut diatur secara rinci, bersamaan dengan rincian anggaran untuk kesejahteraan bagi masyarakat kurang mampu.
Anggaran senilai 19,4 triliun won akan dialokasikan untuk masyarakat berpendapatan rendah. Jumlah subsidi jaminan kebutuhan pokok juga telah dinaikkan sebesar 213,000 won dan kriteria seleksinya juga telah diperlonggar dari 30% menjadi 32% dari pendapatan median.
Selain itu, anggaran sebesar 22,8 triliun won juga dialokasikan untuk memperbanyak jumlah lapangan kerja bagi lanjut usia menjadi 1,03 juta, tingkat tertinggi selama ini serta memperkuat layanan perawatan.
Selanjutnya, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar 528,1 miliar won untuk mencegah kontraksi konsumsi terkait air limbah radioaktif PLTN Fukushima dan 200 miliar won untuk memberikan bantuan dana kepada komunitas nelayan.
Pemerintah juga akan memperluas dukungan terkait penyalahgunaan narkoba dengan meningkatkan peralatan investigasi dan pemantauan narkoba serta pembangunan pusat rehabilitasi.
Anggaran pemerintah untuk menangani 'kejahatan tanpa pandang bulu' juga mengalami peningkatan dua kali lipat jika dibandingkan tahun ini.
Terdapat anggaran sebesar 8,6 miliar won yang dialokasikan untuk menyediakan satu buah pistol berisiko rendah untuk setiap satu orang polisi agar meningkatkan kemampuan polisi dalam merespons kejadian di lapangan.
Melihat pengalokasian masing-masing bidang, bidang diplomasi dan unifikasi mengalami peningkatan tertinggi, yaitu 19,5% dan bidang penelitian dan pengembangan mengalami penurunan tertinggi sebesar 16,6% jika dibandingkan dengan tahun lalu.