Ketua Partai Demokrat Korea Lee Jae-myung menyatakan dirinya akan memulai aksi mogok makan tanpa batas waktu untuk mencegah kerusakan demokrasi oleh rezim.
Hal itu disampaikan pada konferensi pers untuk memperingati 1 tahun pelantikan Lee sebagai Ketua Partai Demokrat Korea pada hari Kamis (31/08).
Dalam kesempatan itu, Lee meminta maaf karena dirinya tidak dapat mencegah kegagalan dan perilaku sembrono rezim.
Kemudian Lee dengan keras mengkritik rezim pemerintah dengan menyebutkan beberapa kasus, seperti konflik tentang pemindahan patung pejuang kemerdekaan, konflik tentang pengubahan jalan tol Seoul-Yangpyeong, dan lain sebagainya.
Lee mencela negara Korea Selatan saat ini sedang runtuh karena privatisasi kekuasaan yang dilakukan oleh pemerintah, manipulasi urusan negara, pengabaian mata pencaharian masyarakat, dan perpecahan masyarakat.
Lee juga mengatakan bahwa dirinya akan memulai pertentangan nasional melawan rezim Yoon Suk Yeol yang menyatakan perang terhadap rakyat.
Selanjutnya, Lee meminta Presiden Yoon untuk meminta maaf atas kerusakan demokrasi yang ditimbulkan, menolak pembuangan air limbah PLTN Fukushima dan pengajuannya ke Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut, serta reformasi pemerintahan dan perombakan kabinet.
Akan tetapi, ketua partai oposisi utama itu tidak menyebut posisinya tentang pelepasan hak istimewa untuk tidak ditangkap saat jaksa meminta surat perintah. Dia justru membantah tuduhan terhadap dirinya yang tidak masuk akal dan tidak dapat menjadi alasan untuk menangkapnya.