Presiden Yoon Suk Yeol menyalahkan kekuatan totaliter komunis dan anti-negara serta para pengikutnya yang oportunis, karena menghasut sentimen anti-Jepang dan juga keyakinan yang keliru bahwa mekanisme kerja sama trilateral dengan AS dan Jepang akan menempatkan negara dan rakyat dalam bahaya.
Dalam upacara perayaan hari ulang tahun ke-60 pendirian Akademi Diplomatik Nasional Korea pada hari Jumat (01/09), Presiden Yoon mengatakan bahwa kebebasan negara berada di bawah ancaman yang konstan.
Meskipun Yoon tidak menyebutkan secara spesifik siapa kekuatan yang dimaksud, namun pernyataan tersebut diyakini sebagai referensi terhadap protes oposisi terhadap pembuangan air limbah Fukushima di Jepang dan mekanisme kerja sama trilateral yang disepakati dalam KTT Camp David baru-baru ini.
Dia juga tampaknya mengkritik "diplomasi seimbang" pemerintahan Moon Jae-in sebelumnya dengan AS dan Cina dengan mengatakan bahwa ambiguitas diplomatik menandakan tidak adanya nilai dan filosofi.
Presiden menambahkan bahwa sebuah negara tidak akan dapat memenangkan kepercayaan atau mengamankan kepentingan nasionalnya melalui kebijakan luar negeri yang tidak dapat memberikan kepastian kepada pihak lain.
Yoon kemudian menyerukan agar jaringan kerja sama yang solid dapat dibangun dengan negara-negara yang memiliki nilai-nilai kebebasan yang universal, hak asasi manusia, dan supremasi hukum dalam keamanan nasional, serta ekonomi, informasi, hingga teknologi mutakhir.