Sehubungan dengan kemungkinan kunjungan Kim Jong-un ke Rusia pada pekan depan untuk membahas kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa kerja sama militer dengan Korea Utara yang mengganggu perdamaian dan kestabilan dunia internasional tidak boleh dilaksanakan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Im Soo-suk mengatakan hari pada hari Selasa (05/09) bahwa pemerintah Korea Selatan terus memantau situasi di Semenanjung Korea, termasuk pertukaran personel antara Rusia dan Korea Utara, serta Korea Selatan dan Amerika Serikat juga berkomunikasi erat mengenai masalah Korea Utara.
Jubir Im menyatakan bahwa negara anggota PBB tidak boleh melanggar resolusi sanksi terhadap Korea Utara termasuk transaksi senjata ilegal.
Menurutnya, kerja sama terkait transaksi senjata dengan Korea Utara adalah bentuk pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dunia internasional memperhatikan kemungkinan transaksi antara Korea Utara dan Rusia saat adanya KTT antara Korea Utara dan Rusia, yaitu ketika militer Rusia menerima senjata yang digunakan di perang Ukraina dari Korea Utara, dan Rusia yang menyerahkan teknologi canggih untuk mengembangkan misil ke Korea Utara.
Sementara itu, New York Times di AS melaporkan pada hari Senin (04/09) bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dijadwalkan akan mengunjungi Rusia pada bulan ini menjelang Forum Ekonomi Timur (EEF) yang digelar di Vladivostok, Rusia pada tanggal 10-13 September mendatang.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya terus mencermati situasi terkait EEF, dan juga mempertimbangkan kehadiran Korea Selatan.