Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat di Maroko tercatat mencapai lebih dari 2.100 orang.

Menurut surat kabar Maroko, Le Matin, hingga pukul 16.00 hari Minggu (10/09), sebanyak 2.122 orang dilaporkan tewas, dan 2.421 orang lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Marrakesh dan beberapa kota pada hari Jumat (08/09) malam.

Banyak korban jiwa tercatat di lokasi-lokasi terpencil di wilayah selatan Marrakesh. Al-Haouz, yang merupakan pusat gempa, diketahui sebagai daerah yang paling parah terkena dampak, dengan 1.352 orang yang dilaporkan tewas. 

Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan bahwa jumlah korban jiwa kemungkinan besar akan bertambah karena banyaknya orang yang masih berada dalam kondisi kritis, serta operasi pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.

Pihak berwenang Maroko telah mengerahkan pasukan bersenjata dalam upaya untuk menemukan korban selamat dalam periode 72 jam yang krusial setelah gempa bumi.

Caroline Holt, Direktur Operasi Global untuk Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan bahwa 24 hingga 48 jam ke depan akan menjadi waktu yang sangat penting untuk menyelamatkan para korban.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah Maroko dan masyarakat internasional untuk memberikan dukungan bantuan yang diperlukan kepada Maroko, yang mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi dahsyat. 

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri pada hari Minggu (10/09), pemerintah Seoul menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada pemerintah dan rakyat Maroko atas jatuhnya banyak korban jiwa akibat gempa bumi di Maroko.

Pemerintah juga menyampaikan harapannya agar kerusakan yang terjadi dapat segera diperbaiki dan rakyat Maroko dapat segera pulih dari masa sulit.