Pejabat senior di Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa ia memprediksi pertemuan puncak yang direncanakan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin, akan merampungkan kesepakatan untuk menyediakan amunisi dalam jumlah yang signifikan bagi militer Rusia.
Jung Pak, Wakil Asisten Sekretaris untuk Urusan Multilateral dan Wakil Perwakilan Khusus untuk Korea Utara, menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Senin (11/09) dalam sebuah forum yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).
Dalam forum tersebut, Pak mengatakan bahwa pertemuan puncak yang akan datang antara Kim dan Putin tampaknya merupakan langkah terakhir dalam serangkaian diskusi antara kedua negara, untuk menyelesaikan hubungan transfer senjata mereka yang semakin meningkat. Dimana Rusia akan menerima "jumlah yang signifikan dan berbagai jenis amunisi" dari Korea Utara untuk digunakan oleh militer Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Pejabat AS tersebut mengatakan bahwa kesepakatan potensial itu juga dapat mencakup penyediaan bahan baku yang akan membantu industri pertahanan Rusia.
Pak menekankan bahwa komunitas internasional bersatu melawan pengabaian kedua negara terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, dan menambahkan bahwa provokasi di wilayah tersebut justru semakin memperkuat tekad AS dan Korea Selatan.
Namun, Pak menambahkan bahwa AS tidak memiliki niat untuk bermusuhan dengan Korea Utara, tidak mencari konflik, dan tetap berkomitmen pada denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea, tetapi sayangnya, Korea Utara memilih untuk tidak terlibat.
Sementara itu, Gedung Putih telah mendesak Korea Utara untuk mematuhi "komitmen publiknya" untuk tidak memberikan atau menjual senjata ke Rusia, menjelang pertemuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.