Gedung Putih menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas segala bentuk kesepakatan antara Korea Utara dan Rusia yang akan meningkatkan kemampuan militer Pyongyang.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengungkapkan hal tersebut dalam konferensi pers pada hari Rabu (13/09) waktu setempat, dan menyebutkan bahwa Washington telah menyatakan keprihatinannya atas "hubungan pertahanan yang berkembang antara Korea Utara dan Rusia."
Kirby mengatakan jika Pyongyang dan Moskow memutuskan untuk melakukan kesepakatan senjata, maka AS akan mengevaluasinya dan merespons dengan tepat.
Komentar Kirby muncul ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di wilayah Timur Jauh Rusia hari Rabu.
Departemen Luar Negeri AS juga menggambarkan diskusi Rusia dengan Korea Utara mengenai kerja sama dalam program-program yang akan melanggar resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB, yang mana Rusia sendiri telah memberikan suaranya, sebagai sesuatu yang "mengganggu."
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyampaikan hal tersebut pada hari Rabu (13/09) saat ditanya mengenai laporan bahwa Kim dan Putin telah mendiskusikan penyediaan kerja sama satelit oleh Rusia kepada Korea Utara selama pertemuan puncak mereka.
Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan satelit juga dapat digunakan untuk mengembangkan rudal balistik, yang dilarang di bawah resolusi DK PBB yang menargetkan Korea Utara.
Miller menekankan bahwa Washington tidak akan ragu untuk menjatuhkan sanksi tambahan jika dianggap perlu ketika Korea Utara dan Rusia melakukan kesepakatan senjata.