Debat Umum sesi ke-78 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dimulai pada hari Selasa (19/09) waktu setempat dan akan menampilkan para pemimpin negara dan pemerintahan dari 193 negara untuk menyampaikan pernyataan kenegaraan mengenai posisi mereka atas isu dan kepentingan global.
Pada hari pertama debat umum, para pemimpin dari 35 negara berpidato di markas besar PBB, yang menangani masalah reformasi Dewan Keamanan PBB dan krisis Ukraina yang sedang berlangsung selama dua tahun sebagai agenda utama.
Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres melontarkan bahwa meski dunia telah berubah, namun PBB belum sama sekali, dan inilah saatnya untuk memperbarui PBB.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun menanggapi perlunya reformasi Dewan Keamanan, dengan mengatakan bahwa dirinya mendukung peningkatan anggota tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan.
Terlebih lagi, Presiden Biden mendefinisikan invasi Rusia ke Ukraina sebagai perang agresi yang ilegal. Dia mendesak penarikan pasukan Rusia segera dari medan pertempuran, dan mengatakan bahwa hanya Rusia yang bertanggung jawab atas perang tersebut serta memiliki kekuatan untuk mengakhiri perang itu.
Di sisi lain, Presiden Brasil yang sejauh ini mengaku sebagai mediator perdamaian dalam perang Ukraina menghimbau perlunya untuk melakukan dialog.
Dalam Sidang Umum PBB kali ini, di antara para pemimpin dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Presiden Biden merupakan satu-satunya yang menyampaikan pidato di Majelis Umum, karena para pemimpin lainnya dari Cina, Rusia, Prancis dan Inggris tidak menghadiri Sidang Umum tersebut.