Survei untuk memberikan informasi dasar mengenai tingkat zat radioaktif kelautan, akan dilakukan di laut lepas yang berjarak jauh dari wilayah pesisir Korea Selatan. Survei itu dilakukan untuk pertama kalinya sejak air limbah nuklir PLTN Fukushima, Jepang dibuang ke laut.
Wakil Menteri Maritim dan Perikanan Korea Selatan Park Sung-hoon menyampaikan rencananya mengenai pelaksanaan kajian tersebut dalam konferensi pers harian pada hari Rabu (27/09).
Penelitian itu dilakukan di lokasi yang berjarak 500 hingga 1.000 kilometer ke arah timur dari PLTN Fukushima, dimana air limbah nuklir yang dibuang melalui saluran terowongan bawah laut diperkirakan akan tiba dalam kurun waktu sekitar satu bulan ke depan.
Wakil Menteri Park mengatakan bahwa sebuah kapal kajian akan berlayar pada hari Rabu (27/09) dan mulai mengumpulkan sampel air laut paling cepat pada 1 Oktober mendatang.
Pemerintah Korea Selatan kini tengah melakukan survei cepat radiasi laut di 200 titik perairan dekat Korea Selatan dan juga telah menetapkan 8 titik survei zat radioaktif di laut lepas yang berjarak jauh dari PLTN Fukushima.
Penelitian di laut lepas telah dilangsungkan sebanyak 4 kali sebelum pembuangan air terkontaminasi radioaktif dari PLTN Fukushima. Berdasarkan hasil survei tersebut, ditemukan masih berada jauh di bawah tingkat standar dari pedoman air minum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).