Korea Utara diprediksi akan meluncurkan satelit pengintai militer untuk ketiga kalinya menjelang hari Pendirian Partai Buruh Korea Utara pada 10 Oktober mendatang.
Korea Utara telah meluncurkan roket Chollima-1 yang membawa satelit pengintai militer, Malligyong-1 pada 31 Mei dan 24 Agustus lalu, namun gagal.
Pada waktu itu, Korea Utara mengatakan akan melakukan peluncuran ketiga di bulan Oktober setelah menyelidiki penyebab kegagalannya secara menyeluruh dan mempersiapkan tindakan penanggulangannya.
Akan tetapi, belum ada tanda-tanda persiapan untuk peluncuran satelit pengintai militer di Korea Utara. Pihaknya justru hanya mengeluarkan enam pernyataan saja dalam enam hari terakhir sejak 30 September hingga Rabu (04/10) kemarin.
Sementara itu Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara menentang keras Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang menilai Korea Utara sebagai ancaman yang berkelanjutan.
Kementerian itu juga melibatkan salah seorang direktur Kementerian Luar Negeri dan Juru Bicara Kementerian Energi Atom Rusia untuk mengkritik AS dan Badan Tenaga Atom Internasional.
Yang Mu-jin, seorang profesor dari University of North Korean Studies, menganalisis bahwa menjelang peluncuran satelit pengintai dalam bulan Oktober, tujuan Korea Utara adalah untuk menekankan perlunya dan layaknya konstitusionalisasi senjata nuklir sambil tidak dikesampingkan oleh opini publik di komunitas internasional.
Terkait konstitusionalisasi senjata nuklir Korea Utara, Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah mengingatkan jika menginginkan penggunaan nuklir, maka rezim Pyongyang akan berakhir.
Kementerian itu menambahkan bahwa militer Korea Selatan telah bersiap melawan serangan apa pun dari Korea Utara.