Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pertemuan darurat pada hari Minggu (08/10) waktu setempat, untuk membahas tanggapan darurat atas meningkatnya ketegangan di Jalur Gaza menyusul kelompok militan Palestina Hamas yang meluncurkan serangan ke Israel.
Menurut PBB, Dewan Keamanan mengadakan konsultasi informal pada hari yang sama untuk membahas situasi kawasan Asia Timur, termasuk masalah Palestina dan agenda lainnya.
Korea Selatan berpartisipasi dalam konsultasi informal tersebut untuk pertama kalinya sebagai pengamat, jelang pencalonannya untuk menjadi anggota tidak tetap dewan pada tahun depan.
Sebelum diadakannya pertemuan tersebut, Duta Besar Israel untuk PBB dan Duta Besar Otoritas Palestina mengadakan serangkaian konferensi dan terlibat dalam perselisihan mengenai tanggung jawab atas insiden tersebut.
Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengutuk serangan kelompok bersenjata Palestina Hamas yang menciptakan 'suasana perang', dan mendesak DK PBB dengan tegas untuk mengkritik serangan Hamas tersebut sebagai kejahatan perang. Selanjutnya Erden mengecam situasi yang terjadi saat ini adalah sebagai sebuah kejahatan perang biadab.
Dalam konferensi pers berikutnya, Dubes Otoritas Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyerukan untuk segera mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi dan sudah saatnya untuk mengakhiri blokade Jalur Gaza serta membuka cakrawala politik bagi Palestina.