Kantor Kepresidenan Korea Selatan memulai pemeriksaan keamanan darurat pada hari Senin (09/10), saat meningkatnya ketegangan karena konflik bersenjata antara kelompok militan Palestina Hamas dan militer Israel setelah Hamas meluncurkan serangan mendadak ke Israel. 

Dalam wawancara dengan Yonhap News, seorang pejabat senior kepresidenan menuturkan bahwa, Ketua Dewan Keamanan Nasional Cho Tae-yong terus menerima laporan mengenai situasi perkembangan konflik di Timur Tengah. Ditambahkan, Cho juga tengah menganalisis mengenai dampaknya pada perekonomian dan keamanan Korea Selatan dari berbagai sudut. 

Terlebih lagi, kantor kepresidenan juga meninjau secara intensif dampaknya terhadap Korea Selatan, karena mengakui situasi politik di Timur Tengah berpotensi berubah dengan cepat karena serangan kali ini dapat mengganggu normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi yang selama ini digalakkan oleh Amerika Serikat (AS).

Adapun Kementerian Luar Negeri melakukan pemeriksaan keselamatan bagi warga negaranya yang berada di Israel, baik yang berdomisili maupun wisatawan.

Pada hari Minggu (08/10) sebelumnya, pemerintah Seoul telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya di Israel dan merekomendasikan warga negaranya untuk segera pergi ke negara ketiga, jika memungkinkan. 

Saat ini, pemerintah tidak mempertimbangkan pelaksanaan rencana untuk mengevakuasi warga Korea Selatan di negara setempat dengan mengerahkan pesawat angkut militer. Sementara Korea Airline pun dilaporkan akan mengoperasikan kembali penerbangan jalur Incheon dan Tel Aviv pada hari Selasa (10/10) pagi, untuk membantu pemulangan warga negara Korea Selatan.