Presiden Yoon Suk Yeol memerintahkan Kementerian Luar Negeri dan lembaga pemerintah lainnya untuk mempersiapkan langkah-langkah keamanan secara menyeluruh bagi penduduk dan wisatawan Korea Selatan di tengah konflik bersenjata yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas.
Saat memimpin rapat Kabinet pada hari Selasa (10/10), Yoon mengatakan bahwa tercatat lebih dari 1.500 korban jiwa akibat aksi penembakan masif dan penculikan warga sipil.
Ia memperkirakan krisis tersebut berpotensi akan meluas menjadi konflik internasional, dengan Iran dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon mendukung Hamas sementara AS, Inggris, Perancis dan Jerman mendukung hak Israel untuk membela diri.
Presiden Yoon kemudian menyuarakan keprihatinannya atas dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi ekonomi domestik, di tengah tingkat suku bunga yang cukup tinggi, dengan menyatakan bahwa konflik bersenjata di masa lalu di Timur Tengah telah menyebabkan melonjaknya harga minyak global serta mendorong peningkatan inflasi.
Presiden mendesak para pejabat untuk secara cermat menanggapi faktor eksternal yang menyebabkan ketidakpastian, dan mengerahkan upaya untuk meminimalkan beban mata pencaharian masyarakat dari inflasi dan kenaikan suku bunga.