Sebuah dana internasional bernama Kemitraan Peningkatan Rantai Pasokan (RISE), resmi diluncurkan untuk mendukung peran negara-negara berkembang dalam rantai pasokan global.
Bank Dunia meluncurkan RISE, dalam sidang umum tahunan di Maroko pada hari Rabu (11/10) waktu setempat.
Dalam sidang yang diselenggarakan bersamaan dengan Rapat Umum Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Pertemuan Menteri Keuangan G20 ini, konsensus rantai pasokan yang berpusat pada tujuh negara besar (G7) diwujudkan menjadi sebuah organisasi resmi.
RISE adalah kemitraan yang memperluas peran negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di seluruh rantai pasokan produk energi ramah lingkungan, memberikan peluang pertumbuhan bagi negara-negara berkembang, hingga memperkuat ketahanan rantai pasokan global.
RISE akan berada dibawah naungan Extractives Global Programmatic Support (EGPS) Bank Dunia dan menyediakan dana 40 juta dolar AS yang telah terkumpul.
Peluncuran RISE merupakan bagian dari tindak lanjut KTT G7 pada bulan Mei lalu.
Pemerintah Korea Selatan akan mendonasikan 3 juta dolar AS dan berupaya untuk menstabilkan rantai pasokan yang terkait dengan industri inti Korea Selatan melalui RISE dan badan konsultasi terkait rantai pasokan regional maupun internasional.
Wakil Perdana Menteri selaku Menteri Strategi dan Keuangan Choo Kyung-ho menghadiri acara peluncuran bersama dengan para Menteri Keuangan dari negara-negara besar seperti Jepang sebagai ketua G7, dan India sebagai ketua G20.
Dia mengharapkan, seiring dengan risiko rantai pasokan mineral inti yang semakin meningkat akhir-akhir ini, negara-negara berkembang dapat memperluas kemampuannya melalui program RISE ini. Sehingga tidak hanya melalui pertambangan yang sudah ada, namun juga melalui pengolahan dan manufaktur produk, dan menciptakan nilai tambah serta memperoleh peluang pertumbuhan baru.