Pemerintah Korea Selatan tengah mempertimbangkan rencana untuk menambah kuota mahasiswa fakultas kedokteran mulai ujian masuk perguruan tinggi tahun 2025 mendatang, hingga mencapai lebih dari seribu orang.
Jumlah mahasiswa fakultas kedokteran di Korea Selatan diketahui menurun sesuai dengan permintaan dokter saat mengadakan aksi mogok kerja jangka panjang pada tahun 2000 lalu. Hal itu merupakan bentuk protes terhadap pemisahan resep dan dispensing yang dipertahankan hingga saat ini sejak tahun 2007 lalu, yaitu 3.058 orang.
Dengan demikian, maka jumlah dokter di Korea Selatan mencapai 2,6 orang per seribu orang penduduk, yaitu 70% dari jumlah dokter per seribu orang dari negara anggota OECD, yakni 3,7 orang.
Pemerintah berpendapat bahwa kekosongan tenaga medis darurat, selisih layanan medis antar-wilayah, dan lainnya tidak dapat dipecahkan tanpa adanya penambahan jumlah dokter.
Namun, badan kedokteran yang terus membahas masalah tersebut dengan pemerintah mulai awal tahun ini memprotes tinggi bahwa penambahan jumlah fakultas kedokteran secara sepihak oleh pemerintah mengabaikan kepercayaan dengan dunia medis.
Pemerintah menyatakan bahwa belum ada hal yang ditetapkan sejauh ini, namun badan kedokteran mulai membahas langkah lanjutan dengan membuka rapat darurat.