Asosiasi dokter di Korea Selatan telah memperingatkan untuk melakukan perlawanan intensif terhadap rencana pemerintah dalam menambah kuota tahunan pendaftaran mahasiswa kedokteran tanpa berkonsultasi dengan mereka.
Asosiasi Kedokteran Korea (KMA) yang merupakan kelompok dokter medis terbesar di Korea Selatan, mengeluarkan peringatan tersebut dalam sebuah pernyataan setelah mengadakan pertemuan darurat dengan asosiasi lainnya di Seoul pada hari Selasa (17/10) malam.
Pernyataan tersebut mendesak pemerintah untuk menepati janji yang telah dibuat pada tahun 2020 untuk berkonsultasi dengan kelompok tersebut mengenai masalah ini, dan tidak memberlakukan kebijakan terkait secara sepihak, dengan menekankan bahwa suara komunitas medis harus diperhatikan untuk menghasilkan solusi yang efektif dan mendasar bagi masalah yang dihadapi layanan medis yang esensial dan regional.
Kelompok-kelompok dokter bersikeras bahwa diskusi tentang masalah ini harus dilakukan melalui badan konsultatif yang sudah ada untuk masalah medis.
Namun, pemerintah telah mengambil sikap negatif terhadap konsultasi semacam itu, dengan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Cho Kyoo-hong yang mengatakan pada hari Selasa (17/10) bahwa Kementerian dan KMA telah mengadakan 14 sesi pembicaraan melalui badan konsultatif, namun tidak ada kemajuan yang dibuat pada masalah kuota.
Menteri tersebut menekankan bahwa pemerintah yakin tidak dapat menunda peningkatan kuota lebih lama lagi, mengingat kondisi kurangnya tenaga medis seperti dokter anak dan dokter gawat darurat yang serius saat ini.