Korea Selatan menyatakan kekecewaan dan penyesalan yang mendalam atas kunjungan kelompok anggota parlemen Jepang ke kuil perang Yasukuni yang kontroversial untuk memperingati festival musim gugur.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (18/10), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lim Soo-suk mengatakan bahwa pihaknya sangat kecewa dan menyayangkan para pemimpin yang bertanggung jawab di Tokyo memberikan persembahan dan penghormatan di kuil tersebut, untuk menghormati para penjahat perang yang dihukum dan mengagungkan perang agresi di masa lalu.
Jubir Lim juga mengatakan bahwa Korea Selatan mendesak para pemimpin Jepang untuk dapat mengenang sejarah dengan menunjukkan refleksi yang rendah hati dan penyesalan yang tulus melalui tindakan. Maka dengan begitu dapat berkontribusi terhadap pengembangan hubungan bilateral yang berorientasi pada masa depan.
Menurut Kyodo News Jepang, sebuah kelompok lintas partai yang terdiri dari hampir 100 anggota parlemen Jepang, mengunjungi kuil Yasukuni pada hari kedua festival musim gugur di kuil tersebut. Kelompok ini biasanya mengunjungi kuil untuk festival musim semi dan musim gugur serta peringatan 15 Agustus atas menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia Kedua.
Pada hari Selasa (17/10), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga mengirimkan persembahan untuk menandai festival tersebut sebagai pengganti kunjungannya, dalam upaya untuk menghindari konfrontasi dengan negara tetangga Korea Selatan dan Cina, yang memandang kuil tersebut sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu.
Kuil Yasukuni merupakan tempat penghormatan bagi korban perang Jepang, termasuk 14 orang kriminal perang kelas-A yang dianggap sebagai simbol agresi militer Jepang, dan kunjungan para pemimpin negara ke kuil tersebut sering kali mendatangkan protes dari Korea Selatan dan Cina.