Serikat Buruh Korporasi Transportasi Seoul (KCTU) yang mengoperasikan beberapa bagian dari Jalur Kereta Subway Seoul 1 hingga 8 mengumumkan bahwa pihaknya akan terjun langsung ke jalanan untuk melakukan aksi mogok kerja pada tanggal 9 November mendatang.
KCTU memprotes pemerintah kota metropolitan Seoul yang telah mengabaikan kesepakatan bersama untuk tidak melaksanakan restrukturisasi paksa, dan berencana untuk melakukan pengurangan personel sekitar dua ribu pekerja.
KCTU dan Serikat Buruh Korea, yang merupakan dua serikat buruh utama di dalam perusahaan Korea Selatan, telah membentuk tim perundingan bersama dan mengadakan konferensi pers pada hari Rabu (18/10) untuk menuturkan tanggal mogok kerja dan rencana ke depan.
Jika aksi mogok kerja itu terwujud, maka KCTU akan melanjutkan aksi mogok kerja selama dua tahun berturut-turut sejak tahun 2022 lalu.
Tim perundingan bersama mengatakan, bahwa pihaknya tidak bisa menerima langkah pemerintah kota Seoul dan pemilik perusahaan yang memaksakan rencana pengurangan personel sebanyak 2.200 pekerja, atau setara dengan 13,5% dari tingkat normal karena defisit yang besar.
Mereka yakin bahwa rencana pengurang personel tersebut pada akhirnya akan mendorong adanya ancaman keselamatan dan memburuknya layanan transportasi bagi masyarakat.
Pada hari Senin (16/10) sebelumnya, tim perundingan bersama mengesahkan pemungutan suara mengenai gelaran aksi mogok kerja tahun ini dengan suara setuju 73,4% dari total anggota serikat itu. Kemudian buruh dan manajemen melanjutkan negosiasi, namun gagal mencapai kesepakatan.
Selama aksi mogok kerja tersebut, operasi kereta api dari waktu normal berpotensi dikurangi menjadi 53% hingga 80% untuk meminimalisir ketidaknyamanan warga.