Bank Sentral Korea (BOK) telah memutuskan untuk membekukan suku bunga acuan di level 3,5%.
Dewan Kebijakan Moneter Bank Sentral mengadakan pertemuan penetapan suku bunga reguler ke-7 tahun ini pada hari Kamis (19/10) dan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga untuk ke-6 kalinya berturut-turut, setelah terakhir kali menaikkan suku bunga pada bulan Januari tahun ini.
Dengan pembekuan suku bunga terbaru, maka selisih dengan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed) tetap berada di rekor tertinggi yaitu 2%.
Para pakar menganalisa bahwa, BOK telah memutuskan untuk membekukan suku bunga karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat kemerosotan ekspor dan konsumsi, maupun dampak dari konflik senjata Israel-Hamas, meskipun terdapat faktor kenaikan suku bunga seperti kesenjangan suku bunga antara Korea Selatan dan AS, serta lonjakan utang rumah tangga.
Lebih lanjut ditambahkan bahwa laju perlambatan inflasi akan lebih moderat daripada yang diproyeksikan, dengan perkiraan terakhir yang memprediksi bahwa inflasi akan berada di atas 3% di sekitar akhir tahun, jauh melebihi target 2%.
Selain itu juga dikatakan perlunya untuk memantau pertumbuhan hutang rumah tangga, karena pembekuan suku bunga pada hari Kamis terjadi di tengah kenaikan hutang rumah tangga karena kenaikan harga rumah di Seoul dan wilayah lain yang disebabkan oleh pelonggaran pembatasan pinjaman.
Namun, para ekonom terus mengkhawatirkan kesenjangan yang semakin melebar dalam suku bunga antara BOK dan Federal Reserve AS, yang saat ini berada di 1,75% hingga 2% poin.
Meskipun the Fed membekukan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25% hingga 5,5%, namun ekspektasi bahwa akan ada setidaknya satu kali kenaikan lagi sebelum akhir tahun ini berpotensi besar.