Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina, Xi Jinping membahas perang Israel dan Hamas dalam Konferensi Tingkat Tinggi antara Rusia dan Cina di Beijing.
Kedua pemimpin yang bertemu kembali setelah 7 bulan itu, mengutuk keras ledakan mematikan yang terjadi di rumah sakit Gaza dan turut berduka atas korban yang jatuh.
Rusia dan Cina mendukung penuh Palestina untuk pembentukan negara merdeka dan berupaya agar dapat memperluas pengaruhnya di wilayah Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Putin memerintahkan militer Rusia untuk terus berpatroli di wilayah udara Laut Hitam dengan pesawat MiG yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik Kinzhal.
Pasalnya, Amerika Serikat (AS) diketahui telah memindahkan kelompok kapal induk ke wilayah Mediterania untuk mendukung Israel, namun perintah Putin dikeluarkan beberapa jam setelah ada laporan bahwa rudal antar-permukaan ATACMS yang disiapkan oleh AS ke Ukraina digunakan untuk menyerang Rusia.
Menurut Putin, AS semakin melibatkan diri dalam konflik Ukraina, dan sekarang justru konflik di Timur Tengah yang meningkatkan ketegangan.
Kementerian Pertahanan Rusia dan Belarus telah mulai memperkuat perbatasan barat untuk bersiap akan kemungkinan jet tempur F-16 AS dikerahkan.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov diketahui telah berangkat ke Pyongyang serta mengungkapkan dukungan penuh untuk Korea Utara.
Dalam penyambutannya, Lavrov menyatakan solidaritas dan dukungan penuh terhadap keinginan Korea Utara untuk melindungi kedaulatannya.
Ia juga menyatakan bahwa hubungan Korea Utara dan Rusia telah mencapai tingkat yang baru dan strategis secara kualitatif dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui pada 13 Oktober lalu.