Terdapat celah dalam pengawasan dan kewaspadaan militer terhadap Garis Batas Utara (NLL) di Laut Timur, setelah 4 warga Korea Utara yang menyeberangi perbatasan maritim de facto dari Utara ke Selatan tanpa terdeteksi.

Sebelumnya pada hari Selasa (24/10) pukul 05.00 waktu Korea, tertangkap sebuah objek kecil di sekitar 50 kilometer arah selatan di perbatasan laut timur antarKorea yang tertangkap oleh radar pengintaian pantai dari Angkatan Darat Korea Selatan. 

Tidak seperti ratusan kapal nelayan Korea Selatan lain yang tengah beroperasi di wilayah itu, sebuah perahu kayu kecil terdeteksi melakukan perjalanan laut ke wilayah perairan Korea Selatan dengan kecepatan lambat.

Pihak Angkatan Darat kemudian segera berbagi informasi terkait bersama dengan Angkatan Laut, Garda Pantai, serta Kepala Staf Gabungan. Kemudian sebuah kapal induk AL yang sedang berlayar di Sokcho, dekat dari wilayah itu segera dikirim untuk mengejar kapal itu di sepanjang perbatasan laut. 

Di sisi lain, setelah ada laporan dari sebuah kapal nelayan Korea Selatan pada pukul 07.10, militer dalam koordinasi dengan Garda Pantai Korea Selatan mengamankan 4 warga Korea Utara itu dan mengidentifikasi niat mereka yang ada di dalam perahu itu untuk melarikan diri ke Korea Selatan.

Militer dan pihak intelijen dilaporkan awalnya menyimpulkan bahwa 4 warga Korea Utara itu yang terdiri dari seorang laki-laki dan 3 perempuan adalah anggota satu keluarga.

Seorang pejabat militer menyampaikan bahwa mereka tidak bersenjata dan tidak mengenakan seragam militer saat ditemukan. Perahu kayu yang mereka gunakan dikatakan sebagai perahu dengan berat kurang dari 5 ton yang digunakan oleh militer Korea Utara untuk memancing ikan dan lainnya. 

Meskipun pihak militer menerangkan bahwa insiden itu terdeteksi lebih awal, namun muncul tuduhan bahwa militer Korea Selatan gagal untuk mengambil langkah yang tepat hingga perahu itu dapat melintasi Garis Batas Utara (NLL) menuju ke wilayah selatan perbatasan laut timur.