Presiden Yoon Suk Yeol mengakui hasil kunjungan kenegaraannya ke Arab Saudi dan Qatar pekan lalu sebagai momen penting terbentuknya “lapangan bermain ekonomi besar” regional bagi perusahaan-perusahaan Korea Selatan senilai 107 triliun won.
Dalam rapat Kabinet pada hari Senin (30/10), Presiden Yoon mengatakan bahwa dengan upaya gabungan dari perjalanan ke Uni Emirat Arab (UEA) pada awal tahun, ia telah menyelesaikan diplomasi tingkat tinggi dengan apa yang disebut sebagai “Tiga Besar” di Timur Tengah.
Dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan perjanjian investasi senilai total lebih dari 79 miliar dolar AS yang telah dicapai dengan ketiga negara tersebut sejak tahun lalu, Yoon berhasil melakukan penciptaan lapangan kerja berkualitas tinggi dan revitalisasi ekonomi melalui ekspor dan pesanan proyek secara besar-besaran.
Dia menuturkan bahwa kunjungan kali ini telah memperkuat keamanan energi dengan menandatangani perjanjian bersama dengan Arab Saudi untuk penyimpanan cadangan minyak bumi sebanyak 5,3 juta barel.
Adapun melalui MoU di sektor hidrogen, Presiden Yoon menantikan kerja sama dengan Riyadh dalam produksi, distribusi dan penggunaan hidrogen, sekaligus berjanji untuk meningkatkan kerja sama energi nuklir yang juga mencakup UEA dan mitra lainnya di kawasan regional.
Ia melanjutkan bahwa Korea Selatan akan berupaya untuk memperluas kerja sama ekonomi dengan negara-negara Timur Tengah dari yang sebelumnya di sektor konstruksi, ke industri manufaktur yang canggih, bio medis, pertanian pintar, digital dan energi terbarukan dalam kondisi nol emisi karbon hingga partisipasi dalam proyek infrastruktur skala besar.
Yoon juga membeberkan telah terbentuknya landasan demi kerja sama di sektor industri pertahanan dalam jangka menengah hingga panjang, dengan negara-negara tersebut.
Presiden kemudian mendesak para pejabat untuk mengambil berbagai langkah tindak lanjut terhadap hasil kunjungannya ke Timur Tengah baru-baru ini, dengan mengarah pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang berkaitan langsung dengan diplomasi ekonomi dan pembukaan pasar global.
Ia berulang kali meminta para pembantunya dan Kabinet untuk ikut turun ke lapangan dan bertemu langsung dengan masyarakat untuk mendengarkan segala bentuk tantangan yang dihadapi, sehingga dapat membangun sistem komunikasi yang berkelanjutan dengan masyarakat.