Pemerintah Korea Selatan menggelar rapat pada hari Selasa (31/10) untuk menyediakan langkah terkait penyemprotan terhadap kutu kasur yang muncul di fasilitas umum serta fasilitas penginapan. 

Kutu kasur diketahui tidak menyebabkan penyakit menular, namun dapat mengisap darah manusia. Sehingga mengganggu waktu tidur, menyebabkan rasa gatal, hingga penyakit kulit. 

Di dalam negeri Korea Selatan, jumlah kutu kasur diketahui telah menurun drastis sejak tahun 1960 lalu. 

Namun, jumlah kutu kasur kini meningkat di luar negeri seperti Perancis, dan juga terdapat banyak laporan terkait kemunculan kutu kasur di Korea Selatan seperti di asrama universitas, ruang sauna, dan lainnya. 

Akibat meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap kutu kasur, Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menginformasikan peraturan pencegahan serangga berbahaya terhadap pendatang dari Perancis, Inggris, dan lainnya di bandara, dan perusahaan yang mengimpor kargo dari luar negeri. 

Selain itu, KDCA juga mensosialisasikan cara dalam menangani dan membasmi kutu kasur di laman situs KDCA. 

Apabila digigit kutu kasur, segera mencuci bagian yang digigit dengan air dan sabun, serta konsultasi dengan dokter atau apoteker. Gejala dan waktu reaksi setelah digigit kutu kasur dapat berbeda bagi tiap orang.

Untuk mengetahui keberadaan kutu kasur di rumah dan fasilitas umum, dapat memastikan di tempat tidur, sofa, celah atau retakan pada perabotan rumah dan lainnya. Jika menemukan kutu kasur, maka harus dilakukan penyemprotan secara kimia. 

Produk perjalanan juga harus disemprot dan pakaian harus dicuci dengan bersih di mesin pengering.