Korporasi Transportasi Seoul, Seoul Metro yang mengoperasikan jalur kereta subway Seoul 1 hingga 8 dan serikat buruh, akan menggelar rapat perundingan di menit-menit akhir pada Rabu (08/11), sehari sebelum gelaran aksi mogok kerja yang sebelumnya telah diumumkan untuk digelar pada hari Kamis (09/11) besok.
Dilaporkan bahwa kedua belah pihak masih memiliki perbedaan pandangan mereka mengenai rencana pengurangan personel. Sehingga muncul kekhawatiran hal itu dapat memicu penurunan layanan transportasi bagi masyarakat, khususnya pada jam-jam sibuk.
Dimana agenda utama dalam perundingan tersebut justru akan berpusat pada pengurangan personel.
Pihak perusahaan telah menyajikan rencana pengurangan personel sebanyak 2.200 pekerja, atau setara dengan 13,5% dari tingkat normal hingga tahun 2026 mendatang.
Sedangkan pihak buruh tengah mendesak pembatalan rencana tersebut karena pihak manajemen hendak mengalihkan pertanggungjawaban terhadap defisit besar perusahaan itu kepada para pekerja, dan akhirnya akan ada potensi terjadinya masalah keamanan bagi masyarakat.
Sejauh ini pembicaraan antara kedua belah pihak telah digelar sebanyak 10 kali pertemuan yang dimulai dengan negosiasi pertama yang digelar pada tanggal 11 Juli lalu.
Pada tanggal 17 Oktober lalu, kedua pihak juga menghadiri pertemuan koordinasi terakhir, namun gagal mencapai kesepakatan.
Terlebih lagi Walikota Seoul, Oh Se-hoon mempertegas posisinya untuk melancarkan pelaksanaan rencana pengurangan personel tersebut.
Jika perundingan di menit terakhir pada Rabu ini tetap gagal mencapai kesepakatan, maka Serikat Buruh Korporasi Transportasi Seoul akan terjun langsung ke jalanan untuk melakukan aksi mogok kerja selama dua tahun berturut-turut sejak tahun 2022 lalu.
Meski demikian, selama aksi mogok kerja tersebut, operasi jalur subway 1 dari waktu normal dijadwalkan akan dikurangi menjadi 53%, sementara jalur subway 5-8 akan beroperasi sebanyak 79,8% untuk meminimalisir ketidaknyamanan masyarakat.