Para pekerja yang tergabung dalam serikat buruh operator sistem kereta subway Seoul menggelar aksi mogok kerja selama dua hari mulai hari Kamis (09/11) ini, setelah gagal mencapai kesepakatan dengan pihak manajemen.
Serikat pekerja Seoul Metro, yang mengoperasikan kereta subway Jalur 1 sampai 8 dan sebagian Jalur 9, memutuskan untuk melakukan aksi mogok kerja mulai pukul 09.00 Kamis pagi hingga hari Jumat pukul 18.00, setelah pertemuan dan perundingan yang kesebelas kali berakhir dengan jalan buntu pada hari Rabu (08/11) kemarin.
Kedua belah pihak tetap berselisih mengenai rencana manajemen untuk mengurangi tenaga kerja sebanyak 2.212 karyawan, atau 13,5%, pada tahun 2026.
Manajemen mengatakan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk mengatasi defisit kronis, namun serikat pekerja berpendapat bahwa perampingan yang berlebihan dapat menyebabkan masalah keselamatan dan kualitas layanan.
Akibatnya, serikat pekerja akan melakukan aksi mogok kerja untuk tahun kedua secara berturut-turut. Namun tidak seperti tahun lalu ketika para pekerja melakukan aksi mogok kerja besar-besaran, tahun ini, aksi kolektif akan berlangsung selama dua hari sebagai peringatan.
Aksi mogok kerja ini akan menyebabkan gangguan pada operasional kereta kecuali pada jam-jam sibuk di pagi hari.
Tingkat operasional kereta subway di siang hari diperkirakan akan turun menjadi 82% dari tingkat normal karena aksi mogok, dengan tingkat 87% dari tingkat normal selama jam sibuk di malam hari.
Seoul Metro dan pemerintah kota telah menyiapkan sekitar 13.000 hingga 15.000 personel pengganti untuk mengoperasikan kereta subway mendekati seperti level normal.
Serikat pekerja mengatakan bahwa mereka terbuka untuk melakukan negosiasi lebih lanjut selama aksi mogok berlangsung.